Gambar: Presiden Uruguay, Jose Mujica.
Para penghisap ganja di Uruguay sekarang tidak perlu lagi
sembunyi-sembunyi menghisap ganja. Pasalnya, pemerintah
negara itu telah melegalkan ganja dan bahkan memproduksinya untuk
dikonsumsi rakyatnya.
Diberitakan Daily Mail, pemerintah Uruguay akan memasok ganja untuk para pengguna dan hal ini diatur dalam hukum negara tersebut. Dalam peraturan baru, ganja akan diatur peredarannya dan dibatasi penggunaannya oleh pemerintah.
Untuk setiap paketnya seberat 40 gram, atau bisa dibuat 20 batang rokok ganja, Uruguay mematok harga sekitar Rp332 ribu. Para pembeli hanya boleh membeli satu paket setiap bulannya. Mereka akan ditandai dengan kartu barcode yang akan diserahkan setiap membeli.
Untuk memenuhi permintaan para penikmat ganja, pemerintahan Presiden Uruguay Jose Mujica juga berencana menggarap perkebunan ganja seluas 150 hektar. Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan standar kualitas agar ganja yang dijual tidak murahan.
Langkah ini dilakukan pemerintah Uruguay untuk mematikan sumber pendapatan para pengedar ganja di pasar gelap. Para kartel narkoba di negara ini mulai meresahkan dengan kerap melakukan tindak kekerasan.
"Efek dari mengkonsumsi mariyuana tidak lebih berbahaya dari kekerasan yang dipicu oleh perdagangan narkoba ilegal," kata Menteri Dalam Negeri Uruguay, Eduardo Bonomi.
Pemerintah Uruguay memperkirakan, sekitar 18.500 rakyat negara tersebut menghisap ganja setiap hari.
Diberitakan Daily Mail, pemerintah Uruguay akan memasok ganja untuk para pengguna dan hal ini diatur dalam hukum negara tersebut. Dalam peraturan baru, ganja akan diatur peredarannya dan dibatasi penggunaannya oleh pemerintah.
Untuk setiap paketnya seberat 40 gram, atau bisa dibuat 20 batang rokok ganja, Uruguay mematok harga sekitar Rp332 ribu. Para pembeli hanya boleh membeli satu paket setiap bulannya. Mereka akan ditandai dengan kartu barcode yang akan diserahkan setiap membeli.
Untuk memenuhi permintaan para penikmat ganja, pemerintahan Presiden Uruguay Jose Mujica juga berencana menggarap perkebunan ganja seluas 150 hektar. Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan standar kualitas agar ganja yang dijual tidak murahan.
Langkah ini dilakukan pemerintah Uruguay untuk mematikan sumber pendapatan para pengedar ganja di pasar gelap. Para kartel narkoba di negara ini mulai meresahkan dengan kerap melakukan tindak kekerasan.
"Efek dari mengkonsumsi mariyuana tidak lebih berbahaya dari kekerasan yang dipicu oleh perdagangan narkoba ilegal," kata Menteri Dalam Negeri Uruguay, Eduardo Bonomi.
Pemerintah Uruguay memperkirakan, sekitar 18.500 rakyat negara tersebut menghisap ganja setiap hari.
#sitomgum | http://x.co/phxC
0 komentar: