Hemp
Serat tanaman ganja secara historis pernah digunakan untuk bahan pakaian dan tali. Etnis minoritas keturunan Cina di Thailand yang bernama Hmong, telah menggunakan ganja sebagai bahan tekstil untuk membuat pakaian dan lainnya. Pakaian berbahan serat hemp adalah produk ekspor dari Thailand yang populer bahkan sampai saat ini.
Serat tanaman ganja secara historis pernah digunakan untuk bahan pakaian dan tali. Etnis minoritas keturunan Cina di Thailand yang bernama Hmong, telah menggunakan ganja sebagai bahan tekstil untuk membuat pakaian dan lainnya. Pakaian berbahan serat hemp adalah produk ekspor dari Thailand yang populer bahkan sampai saat ini.
Hemp juga digunakan pada awal perang Muay Thai.
Pejuang Thailand melindungi tangan mereka selama perkelahian dengan
pelindung tangan yang terbuat dari hemp yang berbentuk tombol-tombol di
atas jari. Metode perlindungan tangan ini pada akhirnya digantikan oleh
sarung tinju bergaya barat pada tahun 1920.
Paman Sam di Asia Tenggara
Hubungan Thailand dengan penggunaan ganja untuk rekreasi pertama kali muncul dan menjadi sorotan publik internasional sejak tahun 60-an. Tahun 1960-an ditandai dengan pergolakan sosial di Amerika Serikat, dimana saat itu perhatian bangsa-bangsa terfokuskan pada perang yang berlarut-larut di Asia Tenggara. Sepanjang sejarah manusia, perang telah terbukti menjadi sarana yang ideal dalam pencampuran silang antara ide dan budaya, termasuk aktivitas militer AS di wilayah Asia Tenggara selama era perang Vietnam.
Hubungan Thailand dengan penggunaan ganja untuk rekreasi pertama kali muncul dan menjadi sorotan publik internasional sejak tahun 60-an. Tahun 1960-an ditandai dengan pergolakan sosial di Amerika Serikat, dimana saat itu perhatian bangsa-bangsa terfokuskan pada perang yang berlarut-larut di Asia Tenggara. Sepanjang sejarah manusia, perang telah terbukti menjadi sarana yang ideal dalam pencampuran silang antara ide dan budaya, termasuk aktivitas militer AS di wilayah Asia Tenggara selama era perang Vietnam.
Pada
masa perang Vietnam, Thailand menjadi tempat pangkalan militer tentara
AS dan daerah tujuan utama tentara yang cuti. Pada kurun waktu tertentu,
tentara AS yang berada di Thailand jumlahnya bisa jauh lebih banyak
dibanding yang sedang berada di Vietnam. Bahkan, sekitar 80% dari
serangan udara AS di Vietnam dipimpin dari basis militer yang berlokasi
di Thailand.
Pengalaman tentara AS di Thailand
meninggalkan serangkaian catatan budaya. Ini termasuk serangkaian model
gaya hidup ala hotel Amerika di Bangkok (Nana, Miami dan hotel Rex) dan budaya kehidupan malam yang terkenal.
Tentara AS dan Mariyuana
Perang Vietnam telah memperkenalkan tentara AS dengan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi.
Perang Vietnam telah memperkenalkan tentara AS dengan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi.
Dari awal tahun 1965 sampai akhir tahun
1968, jumlah tentara yang ditempatkan di Vietnam tumbuh dari 16.000
menjadi 543.000 orang. Tentara patroli yang ditempatkan di wilayah
perang melawan Viet Cong sering melewati ladang ganja yang tumbuh dengan
liar.
Pasukan militer AS mulai merokok ganja
segera setelah kedatangan mereka pada tahun 1963. Meskipun tentara
marinir terancam hukuman atas kepemilikan ganja, bahkan untuk jumlah
yang sangat kecil, kenyataannya mereka hanya menuntut para bandar dan
pengguna narkoba kelas berat (hard drugs). Penangkapan atas kepemilikan mariyuana mencapai puncaknya hingga 1.000 orang tiap minggu.
Meskipun tidak ada data resmi tentang
penggunaan ganja oleh tentara AS yang ditempatkan di Thailand, ada
catatan yang menunjukkan bahwa tentara yang ditempatkan di Vietnam jelas
telah merasakan nikmat dari tanaman ganja. Mengingat penggunaan ganja
dilaporkan sangat luas di kalangan tentara yang bertugas di Vietnam,
tidak mengherankan jika pengusaha di Thailand melayani kebutuhan para
pasukan tempur yang beristirahat dengan menyediakan ganja. Sayangnya
sangat sedikit dokumentasi tentang hal itu.
Bersambung…
#sitomgum | http://x.co/p1C3
0 komentar: