Jika dulu hanya orang dewasa yang memiliki akses untuk menonton video porno, maka tidak untuk saat ini. Anak-anak dengan mudahnya bisa menonton video porno. Jika ini terjadi, apa akibatnya?
"Efek adiksi yang diakibatkan oleh video porno lebih parah dibandingkan dengan narkoba. Ini karena adiksi pornografi merusak 5 fungsi otak," ujar psikolog Efnie Indriani, MPsi saat dihubungi detikHealth dan ditulis, Rabu (17/10/2012).
Efnie menuturkan 5 fungsi otak yang bisa dirusak oleh video porno yaitu:
1. Orbitofrontal midfrontal
2. Insula hippocampus tempral
3. Nucieus accumbens
4. Patumencingalute
5. Cerebelum
Diketahui ketika seorang anak menonton video porno akan menstimulasi hormon endorfin dan dopamin. Misalnya saja normalnya hormon yang keluar sebesar 30 persen, maka pada anak yang adiksi, karena ada kenikmatan bisa meningkat lebih dari 100 persen. Stimulasi yang terus menerus ini membuat bagian otak prefrontal cortex jadi rusak.
"Kalau bagian otak ini rusak maka anak tidak bisa mengendalikan emosi, tidak bisa mengontrol napsu, leadership terganggu dan mengganggu kemampuan pengambilan kebijakan," ungkap psikolog yang menjadi Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Efnie menjelaskan bagian otak ini biasanya matang ketika berusia 40 tahun, karenanya seseorang diketahui memiliki good leader saat usia 40 tahun. Tapi jika sudah menonton video porno sejak anak-anak maka bagian otak ini belum sempat matang sudah mengalami kerusakan.
Selain itu secara psikologis bisa membuat orang menjadi hyperseks yang merupakan salah satu bentuk abnormalitas. Serta ia pun tidak memiliki pengontrolan diri dan perilaku yang baik.
Hal lainnya adalah video porno ini bisa menyebabkan terjadinya penurunan nilai-nilai moral pada anak karena yang diingat si kecil video porno bukanlah hal yang tabu. Hal yang paling ditakuti adalah anak ini akan mengeksplorasi dirinya atau bersama teman untuk meniru hal tersebut.
Untuk mengantisipasi hal ini dibutuhkan sex education secara bertahap yang dimulai sejak pra-pubertas yaitu usia 8 tahun dan ketika sudah puber biasanya di atas usia 12 tahun.
Ketika pra-pubertas maka anak hanya dibekali pengenalan mengenai anggota tubuh seperti bagian alat genital dan bagaimana cara merawatnya supaya tidak ada penyakit dan tetap bersih. Ini karena anak-anak masih berpikir konkrit (saat ini dan sekarang), sehingga belum bisa berpikir tentang konsekuensi dan sebab akibat.
Namun ketika sudah puber, baru dikenalkan dengan bagian tubuh yang lebih kompleks seperti hormon dan dibarengi dengan tata krama atau norma-norma etika seperti harus berhati-hati dengan perilaku.
"Karena di usia ini anak sudah masuk tahap berpikir kognitif abstrak, yaitu mempelajari efek, sebab akibat sehingga bisa diberikan penanaman norma etika, misalnya aktivitas seksual dan konsekuensi hamil, seks bebas bisa menyebabkan penyakit," ungkapnya.
Pendidikan seks merupakan hal yang penting sehingga anak paham apa yang terjadi dengan dirinya. Namun hal ini sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang ringan dan juga sederhana.
#sitomgum | http://x.co/otb2
0 komentar: